CLOSE
Suku Bunga AS dipertahankan, Bagaimana dengan BI?
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6626. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh sektor Financials (0.455%), Industrials (0.391%), Consumer Cyclicals (0.365%), Energy (0.279%), Transportation & Logistic (0.21%), Basic Materials (0.165%), Consumer Non-Cyclical (0.034%), kendati dibebani oleh sektor Properties & Real Estate (-0.083%), Healthcare (-0.084%), Infrastructures (-0.662%), Technology (-1.312%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6600 dan level resistance 6660. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,08% ke level 35.927,43, S&P 500 melonjak 1,63% ke posisi 4.709,84, dan Nasdaq Composite meroket 2,15% menjadi 15.565,58. Sentimen pertama yaitu dari AS yang mana bursa saham Wall Street berhasil rebound kembali akibat dari kebijakan monoter bank sentral AS The Fed kedepannya. The Fed mengisyaratkan pelepasan yang lebih agresif dari pembelian obligasi bulanannya, seperti yang diharapkan oleh pasar dan memperkirakan adanya kenaikan suku bunga secara bertahap pada tahun depan. The Fed mengumumkan bahwa mereka akan tetap mengurangi pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering pada kecepatan yang lebih cepat di tengah kenaikan inflasi yang berkelanjutan. The Fed hanya akan membeli obligasi sebesar US$ 60 miliar per bulan mulai Januari 2022, turun dari tingkat Desember sebesar US$ 90 juta dan mengatakan bahwa kemungkinan akan melanjutkan skema tersebut di bulan-bulan mendatang. Ini disebabkan tingginya tingkat inflasi di AS sehingga The Fed diperkirakan akan mempercepat taperingnya bulan ini. Selanjutnya, dari percepatan tapering tersebut maka dapat membuka ruang untuk kenaikan suku bunga pertama pada tahun depan. Walaupun The Fed kedepannya lebih agresif atau dapat dikatakan hawkish, tetapi The Fed masih akan cenderung melunak sedikit karena pasar tenaga kerja AS yang belum pulih sepenuhnya. Sentimen kedua yaitu pernyataan WHO terkait varian Omnicron Covid-19 yang mana memperingatkan bahwa varian Omnicron cenderung menyebar lebih cepat daripada varian-varian sebelumnya dan mungkin sudah ada di seluruh negara. Sentimen ketiga yaitu bank sentral dari beberapa negara akan mengumumkan kebijakan moneter dan keputusan suku bunga acuan terbarunya yakni bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB), dan Bank Indonesia (BI). Dari Inggris, BoE diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,1%. Sedangkan di Eropa, ECB juga diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 0%. Sedangkan di Indonesia, BI diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5%. Sentimen keempat yaitu akan rilis data ekonomi dari beberapa negara yakni data neraca perdagangan dan ekspor-impor Jepang periode November 2021, dan data flash reading PMI manufaktur-jasa Jepang periode Desember 2021. Sedangkan di kawasan Eropa, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini yakni data flash reading PMI manufaktur dan jasa Zona Euro dan Inggris. Adapun di AS, data ekonomi yang akan dirilis adalah data klaim pengangguran periode pekan yang berakhir 12 Desember 2021, data produksi industrial periode November 2021, dan data flash reading PMI manufaktur dan jasa periode Desember 2021. (source : CNBC Indonesia)
PT. Erdikha Elit Sekuritas
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com